10 Mei 2011

Adam,Ifah Dan Sedihku



Oleh: aa_kaslan

Siang ini aku benar-benar ingin mempertanyakan tentang cintanya padaku selama ini,terlalu sering aku dibuat sakit hati olehnya, oleh orang yang selama ini di yakiniku sebagai orang pertama dan terakhir dalam hidupku, jika ingat waktu pertama kali aku bertemu, rasanya sulit untuk berfikir seburuk ini terhadapnya, dulu ia adalah lelaki dengan senyumnya yang selalu tertanam di hatiku,lelaki penyabar yang selalu mengalah dariku,lelaki sejati dengan canda tawanya yang selalu buatku melamun memikirkannya dan melantunkan do’a untuk yang Esa agar ia menjadi pendamping seumur hidupku.
            Tapi,rasanya mengingat masa-masa saat pertama kali bertemu dan cukup lama bersamanya itu,membuatku ingin memuntahkan isi dalam perutku,ternyata ia lelaki bajingan, cuih..cuih..dia telah menhancurkan tatapan masa depan yang selama ini aku idam-idamkan.
            “Demi Allah Rini, aku mencintaimu dan akan secepat mungkin meminta ayahku untuk meminangmu menjadi calonku,aku menyanyangimu Rini,tak ada perempuan lain di hatiku selain dirimu,dan satuhal lagi, aku mencintaiku karena Allah” kata-katamu dulu memang bagaikan sabdah,mengalun-alun lembut di telingaku,bahkan kau menambahkan kalimat sumpah atas nama tuhan. Muak!-muak saat aku harus mengingat perkataanmu itu.
            Difikir-fikir kembali ternyata yang benar adalah Latifah,sahabatku. Tapi kenapa saat ia bilang kepadaku bahwa Adam lelaki tidak baik aku malah memarahinya,bahkan sempat aku tidak menyapanya untuk beberapa hari karena selalu saja mengakatan di depanku kalau Adam adalah lelaki tidak baik. Ternyata benar katamu fah, adam memang lelaki tidak baik,bahkan lebih buruk dari yang kau katakan padaku waktu itu,coba saja kau masih bersamaku saat ini, pasti kau akan memarahiku tidak mempercayayaimu waktu itu, tapi fah, nasi sudah menjadi bubur, dan waktu itu tidak akan pernah kembali lagi kemasalalu.
            “Rini…kalau kamu mau mencari lelaki jangan hanya di lihat dari lahirnya saja, islam itu sudah memberikan tatanan seperti apa lelaki yang harus kita jadikan pendamping hidup,batin_hati dan sedekat mana ia dengan tuhannya,aku rasa saat ini kau hanya terlena dengan ketampanan dan kebaikannya”
            Iya, iya memang dulu aku terlalu tersanjung-sanjung melihat ketampanannya hingga waktu itu aku mengabaikan fadil, lelaki asal madura yang benar-benar tulus mencintaiku, bahkan setia menunggu untuk membuka pintu hatiku untuknya, tapi itu dulu, sekarang aku sudah tidak tahu lagi dia ada dimana?,seandainya ia datang saat ini kehadapanku dan menyatakan kembali rasa cintanya itu, pasti aku menganggukan kepala dengan senang hati, atau aku tahu keberadaannya, ingin aku sampaikan permintaan ma’afku waktu itu dan akan aku nyatakan cintaku padanya, meski janggal aku rasa, seorang wanita menyatakan cintanya terlebih dahulu.
            Ya..Allah
Tentramkanlah hatiku ini,aku yakin pasti engkau sudah siapkan yang terbaik untukku, sembuhkanlah rasa sakit yang amat dalam hatiku ini ya..Allah, dulu aku memang terlalu gegabah menyikapinya hingga aku lupa menanyakan pada-Mu lewat malam-malammu, ma’afkan segala dosaku ya Allah…
***
“assalamualaikum ukhti, apa kabar?”
“wa’alaikum salam, baik” jawabku pada latifah yang tiba-tiba menelfonku saat pagi masih buram ini.
“bagaimana hubunganmu dengan adam?”
Deg..deg..deg..mendengar pertanyaan itu, tanpa di pinta airmataku langsung mengalir deras bersamaan dengan isak yang dalam,akupun tak tahu harus mengawali cerita ini dari mana, tapi setidaknya aku harus minta ma’af pada ifah, karena dulu aku telah mengabaikan nasehatnya.
Latifahpun tidak bicara lagi saat mendapati aku menangis, ternyata ia masih mengerti tentangku, bila aku sedang nangis siapapun tidak boleh bertanya agar aku tangisku lekas teduh, ifah memang sahabat yang bisa mengerti aku.
Setelah aku mulai bisa kembali mengendalikan diri, ifah baru bertanya. “ada apa ukhti?”
Perlahan tapi pasti aku menceritakan kejadian beberapa bulan lalu saat aku melihat dengan mata kepala sendiri Adam menggandeng perempuan lain yang pakaiannya tidak senonoh itu serta mengabaikan panggilanku saat itu,mengingat hal itu airmataku pun kembali runtuh dalam hati yang teramat sedih. Seandainya tuhan merelakan orang mati bunuh diri mungkin aku adalah orang yang akan melakukannya saat ini, ya Allah..tuntunlah hambamu ini dijalan menuju surgamu.
“ukhti…yang sabar ya…insayAllah, Allah sudah mempersiapkan pengganti yang labih baik dan menyayangi ukhti dengan tulus…amien” ucapnya.
Ifah masih seperti yang dulu, tidak pernah berubah, selalu menentramkan hatiku yang sedang lusuh.
Jakarta,07052011

_gara-gara nggak lihat deadline,aku ketinggalan lomba menulis tentang soulmat…heiks hiks..hiks.._

Tidak ada komentar:

Posting Komentar