17 Agu 2011

MAU JADI PEJUANG


Oleh: aa_kaslan
Dika mengajak Fiyan dan Darwis bermain kerumahnya pagi ini.
“Kita mau main apa, Dik?” Tanya Fiyan.
“Kita main perang-perangan”
“Perang-perangan?” sanggah Darwis.
“Iya, aku udah dibuatin tembak-tembakan dari pelepahnya pohon pisang sama ayah tuh” terang Dika menunjuk tiga buah tembak-tembakan.
“Wah, pasti seru nih…yuk cepetan kita main” Fiyan amat semangat. Namun, Dika menjegahnya.
“Jangan langsung main dulu, Yan…”
“Terus?”
“Tuh aku punya pakaian tentara, dibelikan bapak kemaren”
Fiyan dan Darwis saling padang. Matanya berbinar-binar, bahagia. Belum pernah keduanya bermain sebahagia ini.
“Nih, punya kamu,” Dika menyodorkan baju perangnya kepada fiyan, “ yang ini punya darwis”
Setelah semuanya mengenakan seragamnya masing-masing. Kali ini Dika membagi kelompok. Fiyan yang berseragam tentara Belanda menjadi musuh dan tempatnya di belakang bangku taman. Dika dan Darwis menjadi pejuang Indonesia.
“Darwiss…tembak!” seru Dika.
Darwis pun tiarap sambil lalu mengarahkan tembakannya ke tubuh Fiyan dan bersuara, “Dor! Dor! Dor!”
Fiyan tergeletak mati. Dika dan Darwis pun berseru, “MERDEKAAA!, HORE…”
^V^
“Seperti itu ya, Yah.  Saat Bung Tomo melawan penjajah?” Tanya Dika kepada ayahnya setelah selesai bermain.
“Kurang lebih seperti itu”
“Wah, kalok begitu Dika dan teman-teman mau jadi pejuang ya, Yah..”
Ayahnya tersenyum.

Tegal, 17 Agustus 2011




Tidak ada komentar:

Posting Komentar