17 Agu 2011

HADIAH TERINDAH

Oleh: aa_kaslan.

Baru saja aku mau merebahkan punggung di kasur.
Kring….kring….!
“Hallo!. Assalamualaikum , Nyah” ucapku. Pada Nyan-nyah. Adik dari ibu yang berada di Malaysia.
“wa’alaikum salam, Nak” jawabnya.
 “wah!. Kok kayaknya sudah lupa sama Bibi. Lama sekali enggak nelfon?” terusnya.
Aku diam.
“gimana kabarnya, Nak?”
“Alhamdulillah, nyah baik. Nyan-nyah gimana?” tanyaku kemudian. Sudah lama aku tidak menelfonnya. Terakhirkalinya pada suatu pagi saat aku meminta HP kepadanya.
Saat ini aku sangat ingin mempunyai barang unik yang bernama hp itu. Padahal hp sudah aku punya. Namun , kali ini yang aku inginkan beda, aku menginginkan sebuah hp yang lengkap dengan fitur internetnya yang bisa membuka jejaring social yang sedang marak di geluti remaja, facebook.
Entah kenapa, tiba-tiba saat aku gemar menulis dan banyak kenalan penulis dari akun facebook yang biasa aku buka sepulang sekolah di warnet. Membuatku ingin memiliki sebuah hp yang lebih canggih dari hpku saat ini. Nokia tipe 1200, monoponik jadul yang hanya bisa kirim SMS dan nelfon. Tak hanya itu, terkadang aku malu kepada teman-temanku yang mundar-mandir memencet keypad BlackBarry-nya sambil tersenyum melecehkanku.
***
Nyah…?”
“Ada apa, Nak?” Tanya nyan-nyah kepadaku.
“kalo, fawad minta sesuatu, bakal di kabulin enggak?” pancingku.
“insya Allah. Asal Nyan-nyah mampu, Nak. Emangnya fawad mau apa?”
“Fawad pengen punya HP yang bisa internetan, Nyah…” jawabku, penuh harap.
“insya Allah, Nak. Doakan saja nyan-nyah di berikan kemudahan rizkinya oleh Allah”
“ia, Nyah. Fawad selalu berdoa untuk kesehatan dan kelancaran rizkinya, nyah…”
***
“Nak…?”
“ia, Nyah” jawabku.
“HP-mu sudah Nyan-nyah belikan, merknya Samsung. Entar kalau ada orang mau pulang akan nyan-nyah titipkan ” beritahu nyan-nyah. Membuatku bahagia. Hilang semua rasa kantuk yang mendera. Puji syukur tak henti-hentinya aku lantunkan dalam hati.
Rasa tidak percaya masah mengelana di dalam otak. Padahal baru seminggu yang  lalu aku meminta untuk di belikan benda antik itu.
“hai, kok bengong?!” gertakan Lia, temanku. Mengaburkan semua lamunanku.

Jakarta, 26-06-2011 (02.02)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar