Tamu
Ada yang dipilih untuk bertamu
Dan diperlakukan sebaga tamu
Disuguhi kopi dan rokok
Dan dininabobokan
Ada yang bertamu dinegeri ini
Bertamu untuk diakui sebagai bagian
Dari rahim pertiwi
Tetapi diusir menjauh dengan keangkuhan
Yang salah
Lalu ketika ditanya soal keadilan
Lain cerita dari mulut tercuci angka
Tetamu pilihan bagai raja
Anak sendiri sebab angkara
Dimana harus kita temukan keadilan?
Bila tetamu undangan mencakar
Semata-mata untuk bercanda
Sedang anak sendiri untuk diajar
Mari merapat, bung!
Aku bisiki
Perihal keprihatinan terhadap
Keadaan negeri saat ini
Tetapi jangan bilang siapa-siapa
Nanti puisi tinggal sebuah nama.
“bung! Kita anak yang tak diakui di negeri ini, hati-hati bila berbuat!”
Malaysia, 25 Mei 2018